Pages

TATA IBADAH MINGGU - 4 OKTOBER 2020

 


TATA IBADAH SIAR KELUARGA

Minggu, 4 Oktober 2020

Tema : “Mengusahakan dan Memelihara Keutuhan Ciptaan”

PERSIAPAN

PANGGILAN BERIBADAH (Jemaat berdiri)

Koord. Kita percaya, Tuhanlah yang menolong dan menguatkan kita semua sehingga boleh ada dalam persekutuan sukacita saat ini.

P+J  Menyanyi KLIK. No. 443 ”INDAH SEBAGAI DI EDEN”

Indah sebagai di Eden pada permulaan

Hutan dan rimba berbunga tampak sedap senang

Refr. :   Marilah hari mulia hari penuh khalas

Di tengah kerjaku ‘ku harap, Kau datang lekas-lekas

TAHBISAN DAN SALAM (Jemaat berdiri)

P    Pertolongan kepada kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi, yang tetap setia untuk selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya.

Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita, dari TUHAN Yesus Kristus menyertai saudara-saudara.

J          Amin.

NAS PEMBIMBING

P    Mazmur 115:15-16 Diberkatilah kamu oleh TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

P+J  Menyanyi KJ. No. 1 “HALELUYA! PUJILAH”

Haleluya! Pujilah, Allah yang Agung, Maha Esa!
Dalam Kristus kita kenal, Allah yang hidup, Bapa kekal!

Langit buana semesta, patut memuji kuasaNya
Karna berkat-Nya tak henti, limpah kasih-Nya tak terperi

PENGAKUAN DOSA DAN PEMBERITAAN ANUGERAH ALLAH (Jemaat duduk)

P    Ketika kita berbeban berat, ketika kita jatuh dalam dosa, hanya Allah yang benar-benar peduli dengan kehidupan kita. Mari saudara-saudara dengan jujur mengaku dosa kepada Tuhan. Kita berdoa : ……

P+J  Menyanyi NKB. No. 14 “JADILAH TUHAN KEHENDAKMU”

Jadilah, Tuhan kehendakMu! ‘Kaulah Penjunan, ‘ku tanahnya.
Bentuklah aku sesukaMu, ‘kan ‘ku nantikan dan berserah

P   Dengarlah berita anugerah Allah: ”Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.” (Mazmur 91:15)

P+J  Menyanyi NNBT. No. 31 “DALAM DUNIA PENUH KEMELUT”

Dalam dunia penuh kemelut, beban hidupku semakin berat
Hampir aku putus asa, kemana jalanku? 
Engkaulah Gembalaku, penuntun jalan hidupku
Refr. :   Kepada-Mu ku bersyukur atas kasih setiaMu

Kuserahkan padaMu Tuhan, seluruh kehidupanku

HUKUM TUHAN

P    Dengarkanlah Hukum Tuhan: Yohanes 13:34-35 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

P+J  Menyanyi KJ. No. 293 ”PUJI YESUS”

Puji Yesus! Pujilah Juruselamat! Langit, bumi, maklumkan kasihNya! Haleluya! Nyanyilah, para malaikat: kuasa, hormat b’rilah kepadaNya. Selamanya Yesus Gembala kita, siang malam kita didukungNya.
Puji Dia! B’ritakan keagunganNya! Puji Dia! Mari bernyanyilah!

PEMBERITAAN FIRMAN

P    Berdoa,

Membaca Alkitab: PL Kejadian 2 : 8 – 25

KHOTBAH (Pkl. 09.00 WITA) Tema: “Mengusahakan dan Memelihara Keutuhan Ciptaan”

Tema pemberitaan firman minggu ini sangat erat kaitannnya dengan komitmen atau tekad Dewan Gereja-Gereja se Dunia (DGD) di mana kita GMIM sebagai salah satu anggotanya, yaitu Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (Justice, Peace, and integrity of Creation). Tekad ini dimulai sejak tahun 1983 yang diputuskan dalam Sidang Raya ke-6 DGD di Vancouver, Kanada. Keutuhan ciptaan ini meyatakan bahwa kita manusia tidak lebih penting daripada ciptaan lainnya. Semua ciptaan Tuhan Allah punya nilai kehidupan untuk saling terhubung satu dengan lainnya. Kita manusia tidak dapat hdup tanpa alam. Sebab alam-lah yang menyediakan segala kebutuhan kita. Tugas kita ialah mengusahakan dan merawatnya. Sayang sekali, manusia yang ditugasi untuk mengusahakan dan merawat alam, tidak melakukannya dengan kasih. Terlalu sering kita mendengar dan mungkin menjadi pelaku ‘merusak alam’. Dengan berbagai alasan yang berpusat padi diri kita manusia, kita merusak alam.  Kita tidak lagi bersahabat dengan alam sebagai sesama ciptaan-Nya. Akibatnya, alam tidak menyediakan lagi sumber air yang cukup, tanah yang subur, udara yang sejuk.

Sejak bulan Maret 2020, kita terpaksa bersabahat dengan penyakit virus corona19 (covid19) Virus ini menjadi bencana non alam (bukan bencana alam), tetapi sesungguhnya virus ini antara lain disebabkan oleh alam kita yang sudah tercemar oleh ulah kita manusia.

Dalam beberapa kesempatan saya mengikuti seminar online (webinar), disebutkan bahwa kita perlu bertobat atas ulah kita merusak atau merampas hak hidup alam. Istilah yang selalu digunakan ialah perlu pertobatan ekologis –pertobatan terhadap sikap kita yang salah/jahat terhadap alam.

Tema keutuhan ciptaan secara khusus berkaitan dengan keutuhan hidup antar manusia yang dimulai dengan keutuhan hidup manusia laki-laki dan perempuan. Terlalu lama manusia perempuan diperlakukan tidak adil terutama dalam kehidupan berumah tangga/berkeluarga. Banyak isteri/ibu/mama yang mengalami kekerasan dalam rumah tangganya sendiri. Hal ini disebabkan antara lain masih ada pandangan dan praktek yang meremehkan hak dan martabat perempuan sebagai sesama manusia ciptaan-Nya. Memang sekarang ini, sudah banyak perempuan yang berperan aktif dalam kehidupan sosial di luar rumahnya, tetapi….sering didapati (melalui penelitian para mahasiswaku dalam pembelajaran Teologi Feminis dan Teologi Kontekstual) yaitu saat dia kembali ke rumahnya dia mengalami kekerasan psikis (kejiwaan : menekan dengan kata-kata, umpatan/makian/hinaan) dan fisik (tubuh : dipukul, ditampar), meski secara ekonomi dia memiliki penghasilan sendiri yang diperuntukkan dalam keluarganya.

Jadi keutuhan ciptaan mencakup semua:  antar sesama manusia dan sesama ciptaan Tuhan Allah. Hidup bersama laki-laki dan perempuan adalah hakikat kita manusia sosial kemasyarakatan. Jangan ada perlakuan tidak adil dan penindasan kepada salah satu dari kita, entah antara laki-laki dan perempuan, antara anak-anak/remaja/pemuda dan orang dewasa/lansia. Kita bersama mempunyai hak dan martabat yang sama mulia di hadapan Pencipta kita. Inilah berita sukacita yang kita baca tadi dalam ayat 18 “Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”. Perempuan adalah penolong yang sepadan bagi laki-laki. Demikian sebaliknya laki-laki adalah penolong yang sepadan bagi perempuan. Relasi manusia ini adalah relasi yang setara, sederajat, semartabat. Sebab kata manusia itu (maksudnya Adam) dalam ayat 23 “Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Jadi, melakukan kekerasan terhadap salah satu dari kita adalah melakukan kekerasan terhadap diri sendiri, pengkhianatan terhadap diri sendiri, bahkan terhadap Pencipta kita.

Selanjutnya, dalam kebersamaan yang setara, manusia diberi tugas oleh Tuhan Allah untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden. (Sedikit informasi tentang apa itu Taman Eden. Para ahli Alkitab memberi catatan bahwa bagi orang yang berbahasa Ibrani (naskah asli Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani), eden berarti ‘kesenangan hati’ atau ‘menyenangkan hati’. Karena itu itu eden dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan ‘paradise’ yang sama artinya dengan firdaus dan sorga). Manusia diberi tugas untuk mengusahakan dan memelihara taman eden ini, agar taman ini  tetap menyenangkan hati. Tempat yang menyenangkan sudah tersedia, manusia hendaknya bekerja dan merawatnya.

Berdasarkan pembacaan Alkitab ini, maka firman Tuhan kepada kita hari ini ialah:

1.    Tuhan Allah adalah Pencipta Dunia ini, termasuk kita manusia. Segala yang terbaik telah disediakan-Nya untuk kita manusia. Tugas kita ialah mengusahakan (bekerja) dan memelihara/merawat taman yang sudah disediakan. Untuk itu, mari kita bekerja di tanah pemberian Tuhan ini dan terus merawatnya. Kita hendaknya terus mengingat semboyan orang-orang tua kita ‘wahu u nae, wahu un kero’an (kaki basah, tenggorokanpun basah / bila ingin makan, bekerjalah). Seperti kita (orang Kakaskasen) menamam dan merawat bunga-bunga, sayuran dan rempah-rempah. Di masa pandemic covid19 ini, makin gencar kita menanam dan merawat bunga. Begitulah cara kita bekerja dalam segala jenis pekerjaan halal dengan merawatnya.  Hentikan membangun gedung dengan meniadakan pohon-pohon tanpa menanam kembali. Sebaliknya, tata alam sekitar kita untuk tetap indah dan semakin indah. Jaga kesebersihan dan kelestarian sekeliling tempat tinggal kita dengan a.l. membuang sampah pada tempatnya. Kita rawat kebersihan diri kita dengan air pemberian-Nya.

2.     Manusia siapapun kita adalah sesama satu bagi yang lain. Hentikan kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak. Kebersamaan suami-isteri dalam keluarga dibahasakan dalam bahasa Tombulu yaitu ‘si kariaku’ (dia temanku), ‘sana sende’ (teman makan), tetendean (tempat bersandar). Juga, hentikan kekerasan struktural atau lembaga yang membatasi hak bersuara, hak menyatakan pendapat/wawasan/perspektif, hak untuk terlibat aktif dalam berorganisasi (dalam gereja dan masyarakat).

3.      GMIM sebagai lembaga baru saja merayakan 86 tahun bersinode. Kita bersyukur kepada Kepala Gereja kita yaitu Yesus Kristus yang terus mengantar kehidupan bergereja kita sampai sekarang ini. Gereja sebagai rumah bersama, hendaknya saling memberdayakan, saling merangkul, saling melayani, ya…saling mengasihi. Bahasa lokal kita di tanah Minahasa ini sangat teologis/alkitabiah yaitu mah sigi-sigian (baku hormat), mah sawa-sawangan (baku tulung), mah tombol-tombolan (baku tongka), mah tambe-tamberan (baku persen), mah leo-leosan (baku sayang). Bahasa ini mencakup hidup beriman kita yaitu besekutu, bersaksi dan melayani.

4.       Di masa pandemic covid19 ini, hendaknya kita lebih peduli pada kesehatan kita dan alam sekitarnya. Rawat diri kita, mulai bayi sampai lansia agar tetap sehat dan kuat, agar terhindar dari penyakit berbahaya ini.  Tentu dengan doa agar Tuhan pulihkan dunia ini dari ancaman kematian yang sia-sia.

5.       Mari berjuang bersama untuk melawan segala bentuk kekerasan, ketidak-adilan yang terjadi dalam hidup pribadi, keluarga, bergereja dan bermasyarakat, untuk terciptanya Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan.

Amin.

PERSEMBAHAN

P    Marilah kita memberi persembahan dengan hati yang tulus. Dengarlah nas persembahan dalam Roma 12 : 1 : “Saudara-saudaraku demi kemurahan Allah, aku menasehatkan kamu, supaya mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

P+J  Menyanyi NNBT. No. 15 : 1-3 “HAI SELURUH UMAT TUHAN”

Hai seluruh umat Tuhan bawalah syukurmu,
Tanda terima kasih atas berkat Tuhan
PersembahanMu itu akan diberkati
Bersyukurlah selalu atas berkat Tuhan

Persembahkanlah hidupmu kepada Tuhanmu,
Hendaklah engkau kudus dihadapan Kristus
Akan tent'ram hidupmu dan aman sentosa,
itulah ibadahmu sejati dan kudus

Dalam suka maupun duka, ucapkan syukurmu.
B'ri pujian pada-Nya seumur hidupmu.
Jadikanlah hidupmu berkenan pada-Nya.
Damai dan sukacita sertamu s'lamanya

PEMBACAAN SAMPUL-SAMPUL SYUKUR

WARTA JEMAAT

DOA UMUM (Diakhiri dengan Doa Bapa Kami)

NYANYIAN PENUTUP (Jemaat berdiri)

P+J  Menyanyi NNBT. No. 34 “TUHANLAH PERLINDUNGANKU”

Tuhanlah perlindunganku sumber kekuatanku

Tuhan Perisai hidupku Penolongku yang teguh

Jika jatuh dalam dosa Kaulah yang mengangkatku

Kar'na ku yakin Kau setia sampai s'lama-lamanya

BERKAT

P    Terimalah berkat TUHAN dan pergilah dengan selamat:

TUHAN memberkati dan melindungi saudara-saudara;

TUHAN menyinari dengan wajah-Nya dan memberi saudara-saudara kasih karunia;

TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepada saudara-saudara dan memberi saudara-saudara damai sejahtera.

J          Amin. Amin. Amin. (dinyanyikan)

 

INFORMASI UNTUK JEMAAT

DALAM RANGKA PEMBUKAAN IBADAH DI RUMAH GEREJA

1.       Ibadah dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu jam 05.00; 09.00 dan 18.00 WITA

2.       Penerapan prinsip jaga jarak (physical distancing) menyebabkan berkurangnya kapasitas gedung gereja sehingga daya tampung jemaat maksimal 200 orang. Untuk itu, telah diatur penjadwalan Kolom-Kolom yang beribadah di gereja pada setiap jam ibadah. Dimohon kiranya, jemaat dapat mematuhi jadwal yang sudah dibagi.

3.       Jemaat yang akan beribadah di gereja wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

-          Menggunakan masker/masker wajah sejak keluar rumah dan selama berada di area Gereja.

-          Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan sebelum memasuki gedung Gereja.

-          Menghindari berdiam lama atau berkumpul di Gereja setelah ibadah berlangsung.

-          Akan dilakukan pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki gedung Gereja. Apabila ditemukan suhu diatas 37,5oC maka tidak akan diperkenankan memasuki gedung Gereja dan akan diarahkan untuk kembali ke rumah dan akan diinformasikan ke petugas kesehatan.

-          Jemaat lanjut usia 65 tahun ke atas yang sakit dan anak-anak berumur dibawah 11 tahun, dilarang untuk beribadah di gereja.

-          Menghindari kontak fisik, dengan tidak bersalaman sebelum, sementara maupun setelah beribadah.

-          Menjaga jarak minimal 1 (satu) meter.

-          Jemaat dan penanggung jawab ibadah yang melanggar hal-hal tersebut di atas, dapat dikenakan sanksi sesuai Peraturan Walikota Tomohon No. Nomor 28 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan  sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019.

4.       Ibadah tetap akan disiarkan melalui TV Kabel dan Livestreaming di Media Sosial. Penggunaan pengeras suara/toa akan dihentikan.

No comments:

Post a Comment

TATA IBADAH MINGGU - 17 OKTOBER 2021

  GEREJA MASEHI INJILI di MINAHASA WILAYAH KAKASKASEN JEMAAT KAKASKASEN EBEN HAEZER TATA IBADAH HARI MINGGU BENTUK III Minggu, 17 Oktober 20...