Pages

TATA IBADAH MINGGU - 8 AGUSTUS 2021



GEREJA MASEHI INJILI di MINAHASA
WILAYAH KAKASKASEN
JEMAAT KAKASKASEN EBEN HAEZER
TATA IBADAH KELUARGA
Minggu, 8 Agustus 2021
Tema : “Mengubah Mental Kekerasan Menjadi Melayani”

PERSIAPAN AJAKAN BERIBADAH
(Jemaat berdiri)

P Mari kita memohon pertolongan dan berkat dari Tuhan, supaya ibadah saat ini dapat berjalan dengan baik.

P+J Menyanyi NKB. No. 3 “TERPUJILAH ALLAH”
Terpujilah Allah, hikmatNya besar, begitu kasihNya ‘tuk dunia cemar,
Sehingga dib’rilah PutraNya Kudus, mengangkat manusia serta menebus.

Refr. : Pujilah, pujilah! Buatlah dunia bergemar, bergemar mendengar suaraNya.
Dapatkanlah Allah demi PutraNya, b’ri puji padaNya sebab hikmatNya

TAHBISAN & SALAM

P Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi, yang tetap setia untuk selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan tanganNya. Amin. Salam kasih dari Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja bagi jemaat yang beribadah saat ini. Keluarga dan bagi saudara juga. Amin.

P+J Menyanyi NNBT. No. 7 “MARI PUJI TUHAN YESUS”
Mari puji Tuhan Yesus, Dialah Jurus'lamat dunia.
Mari sembah sujud pada-Nya Dialah Raja dunia
B'rita keselamatan harus kita sebarkan
Agar banyak orang tahu dan mau datang kepada-Nya

PENGAKUAN DOSA DAN PEMBERITAAN ANUGERAH ALLAH
(Jemaat duduk)

P Marilah kita merendahkan diri dihadapan Tuhan, Allah kita, dan mengaku dosa kita kepadaNya. Mari berdoa : ……

P+J Menyanyi KJ. No. 33 “SUARAMU KUDENGAR”
SuaraMu kudengar memanggil diriku,
supaya ‘ku di Golgota di basuh darahMu!
Aku datanglah, Tuhan, padaMu;
Dalam darahMu kudus sucikan diriku

P Dengarkanlah berita anugerah Allah dalam Yohanes 3 : 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal“

P+J Menyanyi KJ. No. 395 “BETAPA INDAH HARINYA”
Betapa indah harinya saat kupilih Penebus,
Alangkah sukacitanya, ‘ku memb’ritakannya terus.
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku.
‘Ku diajari Penebus berjaga dan berdoa t’rus.
Indahlah harinya Yesus membasuh dosaku

PELAYANAN FIRMAN

P Berdoa, 
 Membaca Alkitab: PL KELUARAN 2 : 11 – 22

KHOTBAH

Tema: “Mengubah Mental Kekerasan Menjadi Melayani” (untuk ibadah keluarga)

Saudara-saudara jemaat yang kekasih dalam Yesus Kristus.
Syukur kepada Tuhan yang terus menjaga dan melindungi kita siang dan malam. Pergumulan kadang datang silih berganti, tetapi kita pun harus tetap percaya, bahwa kita ada sampai saat ini, semua adalah karena anugerah Tuhan dalam hidup kita.

Kita sudah membaca bagian firman Tuhan yang menceritakan tentang nabi Musa. Musa adalah seorang Ibrani yang lahir di Mesir dan kemudian diangkat menjadi anak oleh putri Firaun. Dengan demikian kehidupannya sejak masa kecil berada dalam istana Firaun. Ketika beranjak dewasa, Musa melihat betapa kejamnya perlakuan orang Mesir kepada orang Ibrani. Sebagai seorang Ibrani, dia tidak terima dengan perlakuan orang-orang Mesir terhadap bangsanya. Peristiwa ini membuat jiwa nasionalismenya atau secara khusus etnisitasnya sebagai orang Ibrani menguasai dan mengendalikan mentalitasnya secara spontan, untuk membela saudara sebangsanya atau sedaerah atau juga sekepercayaannya. Keprihatinannya kepada bangsanya ditunjukkan dengan membunuh seorang mandor Mesir. Dengan tindakan itu, Musa mungkin saja berpikir, bahwa tindakan itu dia lakukan karena dia mau menunjukkan bahwa dia peduli dengan bangsanya dan ingin untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi di hadapannya. Dia tidak menyangka bahwa ternyata tindakannya itu bukannya menyelesaikan masalah, tetapi justru memunculkan masalah baru. Masalah itu terungkap dalam pertanyaan yang diajukan oleh sebangsanya, “Siapa yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu? Pertanyaan itu justru mengungkap perbuatannya dan kini dia tahu bahwa rahasianya sudah terbongkar dan dia pun sadar bahwa ternyata tindakannya itu tidak dapat diterima, baik dari pihak sebangsanya, apalagi dari pihak Mesir. Kini dia sudah menjadi musuh kerajaan dan dia pun harus meninggalkan Mesir. Dia lari, kemudian tiba di tanah Midian. Kehidupan di tanah Midian ternyata sanggup merubah mental Musa. Mental etnisitasnya yang tadinya ditunjukkan dengan kekerasan segera berubah, ketika dia diperhadapkan dengan keadaan yang mengharuskan dia bertindak menolong orang lain. Dan sesuatu yang tidak disangka terjadi, bahwa tindakannya itu menjadi titik awal bagi dia untuk bergaul erat dengan komunitas lain, yang berlanjut pada terbentuknya sebuah keluarga.

Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan
Perubahan mental dan karakter yang ditunjukkan oleh Musa, bukan sekedar perubahan yang alami, tetapi inilah bagian dari cara Tuhan Allah untuk memproses Musa, sebagai seorang yang telah dipersiapkan untuk misi pembebasan bagi umat-Nya. Dan dari cerita firman Tuhan ini, kita belajar tentang beberapa hal, yaitu:
  1. Sekalipun Musa dibesarkan di lingkungan istana Firaun, tetapi situasi dan pendidikannya tidak langsung menghapus identitasnya sebagai orang Ibrani, bahkan sikap etnisnya ini sangat kuat mempengaruhinya.
  2. Bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan Musa merupakan ekspresi mentalitasnya yang terbentuk lama, saat masih kecil sampai ia dewasa dan itu menjadi luka batin dengan melihat saudara sebangsanya ditindas di tanah Mesir.
  3. Tindakan kekerasan dapat menimbulkan ancaman, rasa takut dan menghantui seseorang dalam perjalanan hidupnya, karena generasi selanjutnya akan bangkit dengan sikap mental untuk balas dendam.
  4. Mentalitas kekerasan dapat terwujud melalui tindakan kekerasan fisik dalam bentuk pemukulan, pelecehan seksual maupun psikis dalam bentuk kata-kata kasar, makian, fitnah dan berita hoaks.
  5. Mentalitas dapat berubah karena keadaan susah ataupun dalam kesendirian, sama seperti Musa ketika berada di daerah Median. Dia harus mampu bertahan hidup dan harus menunjukkan sikap yang melayani sehingga dapat diterima dalam sebuah komunitas, keluarga dan masyarakat. Artinya bahwa mentalitas melayani lebih dapat diterima secara universal daripada mentalitas kekerasan, apapun alasannya.
  6. Mentalitas kekerasan harus diubah menjadi melayani oleh setiap pribadi dalam keluarga, sehingga dapat mewujudkan pelayanan Allah dalam Yesus Kristus yang datang bukan hanya untuk orang-orang tertentu, tetapi untuk semua bangsa apapun latarbelakangnya.

Karena itu saudara-saudara, sebagai keluarga Kristen, mari kita tunjukkan bahwa kita tidak mau untuk hidup dalam kekerasan, tetapi mau hidup untuk melayani. Dan dalam melayani, kita harus punya kesediaan diproses Tuhan Allah untuk menemukan, menjalankan serta menyelesaikan rencana Tuhan Allah untuk hidup kita dan untuk keluarga kita. Melayani bukan hanya sekedar untuk mencari kepuasan hidup, tetapi melayani adalah bagian dari keteladanan hidup, dan kita harus memberi diri kita dipakai Tuhan Allah sebagai alat untuk menunjukkan keteladanan.

Jadi, mengapa kita harus melayani? Sebab itulah yang Tuhan Allah mau untuk kita lakukan dalam hidup kita. Amin.

PERSEMBAHAN
(Persembahan dan Pundi Ekstra Pembangunan Pastori dimasukkan dalam Sampul dan diantar ke Pelsus Kolom untuk diteruskan ke Kas Jemaat)

P Marilah kita memberi persembahan dengan penuh sukacita. Dengarkanlah nas Persembahan dalam Mazmur 96:8 “Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!”

P+J Menyanyi KJ. No. 367 (ayat 1-3) “PADAMU TUHAN DAN ALLAHKU”
PadaMu, Tuhan dan Allahku, kupersembahkan hidupku:
DariMu jiwa dan ragaku, hanya dalamMu ‘ku teduh.
Hatiku yang Engkau pulihkan padaMu juga kuberikan.

Di dalam Yesus Kaunyatakan, ya Bapa, isi hatiMu:
Curahan kasih, kesukaan Engkau limpahkan bagiku. 
Andaikan orang menyadari, niscaya, Tuhan, Kau dicari.

Kumuliakan kuasa kasih, yang dalam Yesus terjelma;
‘ku berserah sebulat hati di dalam arus rahmatNya.
Diriku tak kuingat lagi, lautan kasih kuselami

PEMBACAAN SAMPUL SYUKUR

WARTA JEMAAT

DOA SYUKUR
(Diakhiri dengan Doa Bapa Kami)

NYANYIAN PENUTUP
(Jemaat berdiri)

P+J Menyanyi NKB. No. 195 “KENDATI HIDUPKU TENT’RAM”
Kendati hidupku tent’ram dan senang, dan walau derita penuh,
Engkau mengajarku bersaksi tegas: S’lamatlah, s’lamatlah jiwaku.
Refr. : S’lamatlah jiwaku, S’lamatlah, s’lamatlah jiwaku

BERKAT

P Tuhan Allah sumber pengharapan akan memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, dan oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

Keluarga Amin. Amin. Amin. (dinyanyikan)

Saat teduh…

No comments:

Post a Comment

TATA IBADAH MINGGU - 17 OKTOBER 2021

  GEREJA MASEHI INJILI di MINAHASA WILAYAH KAKASKASEN JEMAAT KAKASKASEN EBEN HAEZER TATA IBADAH HARI MINGGU BENTUK III Minggu, 17 Oktober 20...